Informasi Edukasi Melalui Internet

Monday, July 22, 2013

Macam Macam Bentuk Interaksi Sosial Asosiatif Dan Disosiatif

Macam Macam Bentuk Interaksi Sosial Asosiatif, Disosiatif, Oposisi, Diferensiasi Dan Kompetisi - Setelah sebelumnya admin sebelumnya share tentang faktor interaksi sosial dan  Interaksi sosial memiliki bentuk-bentuk yang terdiri dari berbagai macam.  Sehingga antara bentuk-bentuk tersebut berbeda satusama lain. Dibawah ini merupakan bentuk-bentuk atau macam-macam interkasi sosial :

Proses Asosiatif
Bentuk interaksi sosial asosiatif adalah proses interaksi sosial yang mengarah pada kerja sama dan persatuan. Proses asosiatif dibagi menjadi empat kategori, yaitu kooperasi, akomodasi, asimilasi, dan akulturasi.

Bentuk Bentuk Interaksi Sosial Disosiatif, Asosiatif, Oposisi, Diferensiasi, Dan Kompetisi

1.  Kooperasi
Kooperasi, yaitu kerja sama antarwarga negara untuk menjalankan aktivitas bersama. Tujuan kegiatan kooperasi adalah memajukan masyarakat. Kooperasi dalam masyarakat dapat berupa kerja bakti, dalam politik dilakukan dengan istilah koalisi. Koalisi adalah kerja sama dua atau lebih partai politik dan membentuk satu fraksi (kekuatan politik ) baru. Dalam bidang ekonomi ada istilah merger, yaitu bergabungnya dua atau lebih perusahaan menjadi satu

2. Akomodasi
Proses akomodasi adalah proses yang terjadi dalam masyarakat sekitar kita untuk berusaha menjalankan norma yang berlaku. Norma adalah aturan-aturan yang terdapat dalam masyarakat dalam bentuk tidak tertulis. Norma biasanya dibuat menurut kesepakatan lingkungan tertentu. Setelah norma dijalankan oleh masyarakat, harapannya norma tersebut akan dipahami oleh masyarakat. Tujuannya agar tidak terjadi pertikaian atau konflik akibat salah paham dengan norma tersebut atau pelaksanaannya yang terpaksa.

Dalam akomodasi terdapat istilah koersi, kompromi, mediasi, konsiliasi, dan adjudikasi. Koersi adalah akomodasi yang dipaksakan. Kompromi adalah menyelesaikan konflik dengan jalan tengah dan tidak merugikan pihak yang berkonflik. Mediasi adalah penyelesaian masalah dengan menghadirkan pihak ketiga untuk membantu menyelesaikan. Konsiliasi adalah menyelesaikan permasalahan dengan dialog. Adjudikasi adalah menyelesaikan masalah sesuai ketentuan hukum yang berlaku.
Proses akomodasi mempunyai manfaat yang dapat kita ambil, yaitu meredakan konflik dan mengusahakan persatuan.
  • Meredakan Konflik, Usaha meredakan konflik dalam masyarakat sangat diutamakan agar kerukunan tetap terjalin. Meskipun demikian, bukan berarti konflik itu salah. Konflik dibutuhkan untuk mengoreksi ide atau kebijakan. Konflik menjadi negatif apabila pelaku konflik tidak menggunakan akal sehat dan cenderung menggunakan kekuatan massa. Konflik model inilah yang salah dan bertentangan dengan hukum dan norma Indonesia.
  • Mengusahakan Persatuan, Persatuan yang diusahakan dapat berupa penyatuan dan penggabungan pendapat atau ide dari berbagai individu. Dengan demikian, tidak terjadi perpecahan di kalangan masyarakat. Perpecahan dapat disebabkan oleh banyak faktor. Faktor rentan yang menyebabkan perpecahan adalah faktor keyakinan dan ekonomi. Faktor ekonomi menjadi rentan jika terjadi celah perekonomian yang sangat kelihatan (jurang pemisah kaya dan miskin). Faktor ekonomi menjadi faktor yang sangat sensitif jika tidak ditangani secara serius.

3. Asimilasi

Proses asimilasi adalah proses interaksi dua kelompok masyarakat yang keduanya melebur menghilangkan perbedaan untuk melakukan persatuan. Proses ini sering terjadi karena dua pihak merasa ingin berkembang bersama tanpa mempermasalahkan perbedaan yang ada. Syarat terjadinya asimilasi adalah bila ada perbedaan ciri khas di antara dua kelompok. Proses asimilasi dapat dibantu dengan adanya perkawinan antarkelompok toleransi, sikap terbuka, dan sedikit persamaan unsur kebudayaan. Berikut tersaji tabel yang berisikan tentang faktor pendorong dan penghambat adanya asimilasi.

4. Akulturasi
Akulturasi adalah proses sosial yang terjadi karena pertemuan dua kebudayaan secara berkesinambungan. Pertemuan ini akan menghasilkan ciri tertentu dan masih meninggalkan ciri asli tiap kelompok budaya.
Kita tentu pernah mendengar atau melihat, baik langsung maupun tidak langsung tentang ornamen candi dan reliefnya. Bentuk ornamen dan relief itulah yang dinamakan dengan akulturasi. Akulturasinya terletak di mana? Jawabannya, akulturasi terletak pada seni pahat relief dan struktur bangunan candi. Bangunan candi di Indonesia adalah khas Indonesia yang sudah ada sebelum Hindu masuk ke Indonesia. Seni pahatnya merupakan seni asli Indonesia, hanya ceritanya menggunakan dasar epos Ramayana dan Mahabarata yang berasal dari India.
Contoh, Sunan Kalijaga melakukan siar Islam di pesisir utara Pulau Jawa sampai ke daerah Demak Bintoro (Jawa Tengah sekarang). Beliau juga menggunakan konsep wayang agar masyarakat mudah mencerna makna dan isi dari ajaran-ajarannya. Akulturasi akan dipandang positif bila kita selektif dalam menerima akulturasi dan tidak asal memadukan saja. Pedomannya adalah nilai yang tersirat dalam kebudayaan asing tidak bertentangan dengan kebudayaan Indonesia.

Proses Disosiatif
Bentuk interaksi sosial disosiatif adalah proses interaksi sosial yang mengarah pada perpecahan antarmasyarakat. Proses disosiatif merupakan proses interaksi yang dijalankan dalam bentuk persaingan, kontroversi, dan pertentangan. Proses disosiatif terjadi karena pertentangan yang disebabkan perbedaan-perbedaan. Artinya, perbedaan ide dan perbedaan persepsi serta tidak ditemukan jalan keluar bagi pihak-pihak yang berinteraksi. Sangat wajar jika terjadi perbedaan pada kondisi masyarakat yang jamak. Mengapa wajar? Karena setiap pribadi yang berasal dari lingkungan berbeda akan memiliki pertimbangan berbeda pula. Misalnya, salah satu teman kita berasal dari daerah lain tentu memiliki kebiasaan yang berbeda. Apabila kita menyikapinya dengan terbuka dan menerima semua teman apa adanya maka perpecahan
tidak akan terjadi. Jika kita menganggap kebiasaan lain salah, yang akan terjadi adalah saling menjelekkan kemudian menimbulkan
konflik. Konflik inilah akar dari perpecahan yang sangat merugikan kita dan orang lain sebagai kelompok sosial.

Oposisi
Bentuk interaksi sosial ini terjadi pada sekelompok manusia yang selalu mencoba menyalahkan hal atau kebijakan yang telah dibuat sebelumnya.
Seseorang yang melakukan oposisi disebut dengan oposan. Seorang oposan akan selalu menyerang pendapat orang lain yang tidak sesuai dengan jalan pikiran dan idenya tanpa memiliki alasan pasti. Akibat yang ditimbulkan adalah perpecahan dalam skala besar. Jika hal ini tidak segera diselesaikan, akan menimbulkan permusuhan yang
meluas.
Interaksi model oposisi biasa terjadi dalam pemerintahan dengan sistem parlemen. Indonesia tidak mengenal oposisi dalam pemerintahan karena tidak menginginkan adanya perpecahan di tubuh pemerintah. Pengalaman interaksi oposisi di pemerintahan pernah dilakukan di Indonesia pada masa pemerintahan Presiden Soekarno. Akibatnya, pemerintahan sering berganti, tetapi tidak menghasilkan pembangunan yang dibutuhkan rakyat. Berdasarkan pengalaman tersebut, Indonesia tidak mengenal lagi oposisi dalam sistem pemerintahan. Berikut disajikan tabel keuntungan dan kerugian dari pola oposisi.

Diferensiasi
Bentuk interaksi sosial model diferensiasi diperuntukkan bagi seseorang dalam memperoleh haknya sesuai dengan apa yang dikerjakannya. Misalnya, seorang siswa akan mendapatkan nilai setelah proses tagihan dalam bentuk ulangan tertulis ataupun bentuk lain. Contoh lain dalam masyarakat adalah apabila seseorang mendapat gaji setelah bekerja sesuai dengan keahliannya.
Proses diferensiasi selalu diperjuangkan oleh masyarakat dalam memperoleh keadilan atas dirinya. Interaksi model ini biasanya terjadi antara warga negara dengan institusi tempat dia bekerja. Di dalam keluarga juga terjadi proses diferensiasi, yaitu saat kita mendapat perlakuan yang seimbang. Misalnya, kebutuhan primer diprioritaskan oleh orang tua kita daripada kebutuhan untuk berwisata.

Kompetisi
Bentuk interaksi sosial kompeisi tujuannya adalah usaha untuk mencapai prestasi dengan cara mempertahankan mutu dan kualitas kerja serta sarana agar masyarakat terus berkembang.
Setelah memahami tujuan kompetisi, kita akan membahas bentuk persaingan yang terjadi dalam masyarakat. Bentuk persaingan dalam masyarakat meliputi, sosial, kebudayaan, politik, ekonomi, dan teknologi.

1. Kompetisi Sosial
Bentuk persaingan sosial adalah bentuk persaingan yang memperebutkan kedudukan atau jabatan dalam masyarakat. Persaingan ini dapat berbentuk persaingan ide atau kemampuan intelektual. Persaingan intelektual misalnya, saat kampanye antaranggota legislatif atau calon penguasa. Setiap calon akan mempresentasikan hasil ide atau pemikirannya dan siap ditandingkan dengan ide lawannya.

2. Kompetisi Kebudayaan
Kompetisi kebudayaan adalah bentuk kompetisi antardua lembaga masyarakat yang memiliki kebudayaan berbeda. Persaingan ini biasanya berbentuk ekspo (pamer) keunggulan kebudayan masingmasing.
Bentuk persaingan ini positif selama dalam kerangka ekspo sebagai ajang untuk menggali nilai-nilai budaya lebih dalam. Apabila persaingan menuju arah chauvinisme, sebaiknya dihentikan karena tidak ada sudut pandang objektif mengenai kebudayaan. Chauvinisme memandang semua hal di luar lingkungannya tidak setara dengan budayanya atau lebih rendah dari budayanya.

3. Kompetisi Politik
Kompetisi politik terjadi dalam dunia pemerintahan di semua negara. Kompetisi ini merupakan ajang untuk saling memperkuat posisi dalam pemerintahan. Kompetisi dilakukan agar setiap lembaga pemerintahan dapat mengatur dan membuat kebijakan yang benarbenar menguntungkan rakyat. Dengan begitu, pemerintah akan dipercaya masyarakat dan kelak mendapat simpati banyak dari rakyat di saat pemilu.

4. Kompetisi Ekonomi
Kompetisi ekonomi adalah persaingan dalam bidang perekonomian karena keinginan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih banyak.
Oleh karena itu, kompetisi ekonomi akan menghasilkan banyak tawaran produk di masyarakat. Tidak heran jika pemasaran sebuah produk sangat kreatif dan dapat memengaruhi masyarakat untuk membeli produk tersebut.

5. Kompetisi Teknologi
Kompetisi model ini merupakan jenis kompetisi yang terkonsentrasi dalam bidang iptek. Kemajuan iptek selalu disikapi dengan keikutsertaan masyarakat dalam menggunakannya. Saat ini, kompetisi teknologi menjadi lambang kemajuan dan kedinamisan anak muda. Kita dapat menggenggam dunia dengan Internet. Kita dapat menembus batas jarak geografis dengan telepon seluler. Banyak penyakit yang dapat ditanggulangi dengan kemajuan teknologi kedokteran. Kemajuan di bidang biologi menghasilkan cara kloning tumbuhan dan hewan untuk mendapat spesies berguna bagi manusia.

Sekian artikel tentang macam macam bentuk interaksi sosial yang terdiri dari proses asosiatif, disosiatif, oposisi, diferensiasi dan kompetisi,

Semoga bermanfaat artikel yang berjudul mancam macam bentuk bentuk interasi sosial asosiatif dan disosiatif

Macam Macam Bentuk Interaksi Sosial Asosiatif Dan Disosiatif Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Admin